Aktivitas anak sejak ia bangun tidur dan tidur kembali tak jauh dari bermain. Bagi anak, aktivitas bermain bukanlah tanpa tujuan dan nihil makna. Bermain merupakan cara efektif bagi anak untuk MENGHADAPI MASA DEPAN.
Dengan bermain, anak mengalami perkembangan dan kematangan dalam berbagai aspek. Bermain dapat menstimulus motorik, panca indera dan otak anak. Bermain juga dapat mengasah pengetahuan, emosi, sosial, intelektual, serta kreativitas. Tak ketinggalan, bermain juga dapat melatih mental, seperti berpikir, berkhayal, dan mengingat. Wah... banyak juga ya ternyata manfaat bermain.
Imam Al-Ghazali mengatakan: "Hendaklah anak kecil diberi kesempatan bermain. Melarangnya bermain dan menyibukkannya belajar terus akan mematikan hatinya, mengurangi kecerdasannya, dan membuatnya jenuh dengan hidup. Sehingga dia akan sering mencari alasan untuk membebaskan diri dari keadaan sumpek".
Tidak semua kegiatan bermain bisa disebut bermain. Bermain yang sesungguhnya apabila anak dalam melakukan aktivitas tersebut merasa nyaman, senang, bebas berekspresi dan berimajinasi, tidak merasa terpaksa, dan tidak terbebani target yang harus dicapai.
Kegiatan bermain memang identik dengan mainan, namun tak semua permainan memerlukan mainan. Sebenarnya, karena punya rasa ingin tahu yang besar, anak akan terpancing dengan benda apapun yang menurutnya baru. Alam sebenarnya menyediakan jutaan mainan jika anak mau bereksplorasi dan orang tua mau memfasilitasi eksplorasi sang anak.
Para ahli menyatakan bahwa anak yang jarang diajak bermain, ukuran otaknya 30% lebih kecil dari pada anak normal seusianya.
Dengan bermain, anak mengalami perkembangan dan kematangan dalam berbagai aspek. Bermain dapat menstimulus motorik, panca indera dan otak anak. Bermain juga dapat mengasah pengetahuan, emosi, sosial, intelektual, serta kreativitas. Tak ketinggalan, bermain juga dapat melatih mental, seperti berpikir, berkhayal, dan mengingat. Wah... banyak juga ya ternyata manfaat bermain.
Imam Al-Ghazali mengatakan: "Hendaklah anak kecil diberi kesempatan bermain. Melarangnya bermain dan menyibukkannya belajar terus akan mematikan hatinya, mengurangi kecerdasannya, dan membuatnya jenuh dengan hidup. Sehingga dia akan sering mencari alasan untuk membebaskan diri dari keadaan sumpek".
Tidak semua kegiatan bermain bisa disebut bermain. Bermain yang sesungguhnya apabila anak dalam melakukan aktivitas tersebut merasa nyaman, senang, bebas berekspresi dan berimajinasi, tidak merasa terpaksa, dan tidak terbebani target yang harus dicapai.
Kegiatan bermain memang identik dengan mainan, namun tak semua permainan memerlukan mainan. Sebenarnya, karena punya rasa ingin tahu yang besar, anak akan terpancing dengan benda apapun yang menurutnya baru. Alam sebenarnya menyediakan jutaan mainan jika anak mau bereksplorasi dan orang tua mau memfasilitasi eksplorasi sang anak.
Para ahli menyatakan bahwa anak yang jarang diajak bermain, ukuran otaknya 30% lebih kecil dari pada anak normal seusianya.